Kamis, 05 Januari 2012

CERPEN CINTA SEDIH TERBARU


Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part II

Ditulis oleh muhammad yasri
Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part II, ini dia Kelajutan Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part I setelah Kemaren sempat Kita telah membaca Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part I Yang membuat Penasaran tentang Kelajutan ceritanya,Mari kita Baca Kelanjutanya:

Bagian 2: I see you, , ,
Ku dengar suara adzan di keheningan malam ini, hatiku terketuk untuk mengambil wudu lalu sholat meminta petunjuknya. Setelah ini, aku akan tidur lelap, tak akan ada bayang-bayang Reza dalam tidurku malam ini.

Memang akhir-akhir ini aku merasa gundah. Kenangan itu muncul kembali, saat aku bersama Reza, saat aku merasa memiliki dia seutuhnya… akh,,, mungkin ini hanya perasaan sesaatku saja.
Aku mengambil segelas air putih ke dapur, ternyata dadaku sesak…entahlah. Dadaku selalu sesak saat aku ingat kenangan pahit itu, oh tuhan…mengapa aku belum mampu melupakan Reza sedikitpun,,, sampai sekarang sudah 1 tahun aku hidup sendiri.

Bapak dan mama sudah menjodohkan aku dengan Ega. Tapi aku tak bisa bersama Ega, aku tak bisa mencintainya…maaf, hanya itu yang bisa aku katakan, ada kalanya aku merasa ini bodoh.
Ya, aku memang bodoh, aku selalu memandang wajahku  yang mulai tampak tua di cermin… adakah nanti lelaki yang mencintai aku??? Selain Ega, lelaki pilihan orang tuaku….

Pk. 05 00 WIB.....
Dewi……ku dengar suara Mbak sarah memanggilku,  “ini masih terlalu pagi untuk pergi keklinik , kasi dulu aku tidur mbak” sahutku.
“dew,,, antar mbak jogging di taman komplek, ayolah” suara mbak sarah dibalik pintu.
Tumben aku melihat mbak’ku ini begitu bersemangat, dia terlihat cantik pagi ini.
“mbak sudah mandi ya?” bukannya kita mau jogging?” tanyaku penasaran.
 “ iya, mbak kan mau janjian sama seseorang “ jawab mbak sarah malu-malu.
Sesosok pria berbaju kaos putih dengan handuk kecil di pundaknya, “EGA?????” ka……kalian???? “ “ iya dew, maaf” kata mbak sarah.
Aku tetap tidak mengerti. Akhirnya mereka menceritakan sebuah rahasia padaku. “ kalian pacaran”???? aku sangat terkejut,
“lalu  pertunangan itu?”aku bingung dibuatnya. “iya dew” mbak takut bilang sama kamu, mbak tau kamu masih sakit hati sama reza, dan mbak gak mungkin menghalangi kamu untuk bahagia.”

“tapi mbak, bukan berati mbak harus mengorbankan kebahagiaan mbak sendiri”. Aku berusaha meyakinkan mbak sarah untuk berterus terang tentang Ega ke bapak dan mama. Mungkin aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri, jika aku merebut orang yang mbak sarah cintai…

Mbak sarah selalu menyimpan rahasianya rapat-rapat, dia tak pernah menceritakanya kepada siapapun, termasuk aku. Yang aku tahu, sejak ia bercerai dengan Mas Sony empat tahun yang lalu, ia tak pernah dekat dengan pria lagi.
Mbak sarah hanya memikirkan keluarga dan adik-adiknya. Dari pernikahanya dengan Sony, mbak sarah punya satu anak namanya Dita, dia sekarang ikut mas sony di Amerika.
Sejak mbak sarah kembali kerumah kami, dia tak pernah menyebut anak dan mantan suaminya, mungkin didalam hati kecilnya mbak sarah begitu merindukan dita tapi ia bisa meng-keep semuanya sendiri tanpa seorangpun tau.
Ega 6 tahun lebih muda dari mbak sarah, dan dia tahu tentang status mbak ku yang merupakan seorang janda beranak satu. Sepertinya Ega tulus menerima dan mencintai mbak sarah apa adanya, aku yakin karena Ega tak pernah menanggapi aku, tunanganya yang sah dimata keluarga. Itu artinya Ega benar-benar menjaga perasaannya untuk tidak berpaling dari mbak sarah.

Pertengahan bulan ini, aku kembali merasakan kebahagiaan dalam keluargaku. Mbak Sarah menikah dengan Ega… sungguh sesuatu yang sangat aku harapkan untuk melihat mbak sarah tersenyum kembali setelah trauma perceraian.

5bulan berlalu,,,
Pagi ini rasanya aku malas sekali untuk pergi keklinik, bahkan kukendarai mobil ini pelan dan sangat pelan kurasa. Aku tak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan menungguku di sana. 
Sesampainya diklinik, aku rapihkan meja kerjaku yang sedikit berantakan
, banyak file yang tak kuletakkan pada tempatnya. 
Ruangan ini penuh dengan bau obat, jadi aku butuh sedikit penyegar disini. Ku buka loker khusus yang aku punya, dulu aku menyimpan beberapa pewangi ruangan disini, tapi yang ku temukan malah bingkai foto ku dengan Reza. 

Aku mengambil foto itu, untuk mencari pewangi yang mungkin saja ada di bawahnya. “dewiii….suara Tata mengejutkan aku, foto itu jatuh kelantai, dan akhirnya pecah berkeping-keping. “ada apa?” “ dewi….” Reza…” suara Tata gugup.”Reza kecelakaan”. Aku tak sempat berkata apa-apa, aku tak menanyakan sebabya, bagaimana itu bisa terjadi….yang terpikir olehku hanya melihatnya, memastikan bagaimana reza…apa dia baik-baik saja.//  inahilai wainailahirojiun

Di tempat peristirahatan reza yang terakhir, 
Diterpaan cahaya matahari yang begitu terang, tapi kulihat langitku berawan... awan hitam yang menyelimuti tempat peristirahatan reza yang terakhir. 
Kami semua hadir dalam upacara pemakaman yang berlangsung haru penuh isak tangis dan aku hanya bisa menitipkan doa-doa ku padanya, ini akan membuat reza tenang dan bahagia disana. 

Aku melihatmu untuk terakhir kalinya sekarang….I see you…my dear, kataku dalam hati. Aku tak sanggup melihat wajah kesedihan yang menyelimuti wajah setiap orang yang Reza tinggalkan, terutama Tya dan keluarga. 
Ku peluk Tya, kuharap dia tegar dengan kepergian Reza, masih ada Genta yang Reza titipkan untuk Tya, buah cinta mereka yang bisa menjadi satu-satunya cahaya hidup tya dan keluarga. Reza akan selalu abadi di benak kami semua,

I see you…

 wajahmu yang pucat,

Senyumanmu yang beku….

Lalu kusentuh tanganmu yang dingin seperti salju

Tapi ku tak mampu memeluk tubuhmu yang kaku…

Hanya bisa ku menawarkan bahuku…

Untuk-nya yang kau tinggalkan….

Sebuah puisi untuk jiwa kekasihku yang telah pergi….

Terbang lalu menghilang dengan sejuta kilau cahaya 

menuju-Nya yang memanggilmu

menantimu ditempat kesunyian, dan alunan doa menyertai langkahmu..

Selamat jalan…Reza!

Pagi yang cerah di hari rabu, dua tahun kemudian
Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku sudah diklinik praktik ku di Jln.Sudirman, dan berharap tak ada orang sakit hari ini… karena aku ingin pergi kesalon saat makan siang dengan Tata  sassisten perawat ku di klinik.  

Setidaknya setelah mbak sarah menikah, aku sadar akan pentingnya merawat kecantikan demi mendapatkan pasangan. 
Aku yang dulu tak pernah peduli akan diriku sendiri, bahkan aku tak punya banyak waktu luang hanya untuk membuang-buang uang di salon-salon kecantikan. Yaa, sekarang harus bisa….aku tak harus berfikir ini akan sia-sia. 
Aku juga ingin bahagia seperti mbak sarah. “Dew, kamu belum mau merit ya?” Tata mencoba menanyakan hal yang orang lain tak berani untuk menanyakannya padaku. “ sorry Dew, bukan maksudku….” 
“ tak apa Ta, aku belum menemukan orang yang tepat sampai detik ini,, atau bahkan aku tak berani untuk percaya pada orang. 
“dulu sahabatku sendiri, kemarin kakakku….terus kapan aku akan bahagia?” jawabku. 
“ dew, saran gue, elo cari pasangan elo sendiri…Cuma elo yang tau apa yang terbaik buat hidup loe. Mendengar kata-kata Tata yang sedikit banyak memang benar, hatiku jadi tergugah untuk bangkit dari masalaluku yang teramat menyakitkan.
Bulan Maret ini mungkin menjadi bulan yang penuh kejutkan untukku, teman lamaku saat kuliah mengenalkan aku dengan seseorang. 
Dia berkulit agak gelap, tubuhnya tinggi berisi, seperti yang aku idam-idamkan, namanya Candra. Candra adalah seorang pelatih di militer, tegas dan pemberani tentunya. 
Aku mengenalnya seminggu yang lalu, dia baik dan sedikit kasar, Aku suka itu, walaupun dia sangat berbeda dengan reza, candra sama sekali bukan tipe orang humoris, dia bicara seperlunya, bertindak sperlunya, susah di tebak layaknya scorpio boy yang lain. 

Ya, dia scorpio, wataknya sudah pernah aku kenal, Reza memiliki zodiac yang sama tapi bagaimana bisa mereka memilki perbedaan yang begitu nyata. Candra Dharmawan, seorang pria yang penuh misteri, aku tak pernah tau apa yang dia pikirkan dan apa yang dia rasakan di dalam hatinya. 

Perasaannya terhadapku dan bagaimana aku di matanya,,,,aku tak pernah tau itu. Hubungan kami berkembang dengan begitu cepat. Hanya sebulan masa pengenalan ku tentang candra, kami akhirnya jadian.
Hari-hariku dipenuhi olehnya, pikiranku sibuk memikirknya….itulah yang aku rasakan ketika awal-awal perjalanan cintaku dengan candra. Tak banyak waktuku yang ia biarkan sendirian, dia slalu menemani aku. Namun anehnya, aku tak merasakan jenuh sedikitpun….apakah ini Cinta? Apakah ini nyata?
Kini aku telah bersama Candra…berharap semua akan berakhir bahagia, sebuah cincin telah melingkari jeri manisku namun walaupun kami belum menikah, aku yakin candralah yang terbaik untukku.

Namun sepenggal kisah cinta segitiga yang dulu begitu menyakitiku, hanya merajut seuntai kenangan saat ku lihat Genta dan Tya, sebuah kenangan tentang Reza...yang kini telah damai di sisi-Nya. 

Kini aku tertawa dan mereka menangis, aku tak sedikitpun mengharapkan semua ini terjadi. Hanya saja kini aku yakin, cinta tak selamanya menangis dan tak selamanya pula tertawa, ada kalanya kita menghadapi masalah yang bahkan tak pernah kita bayangkan sebelumnya, namun ketika kita telah mampu melewatinya.. semua akan menjadi indah.

0 komentar:

Posting Komentar